Yusni ألهم الصديق

bismillah

19 Januari 2024

author photo

 
 

Hakikat Istighfar


Hakikat, Islam tujuan utama

Istighfar (إستغفر) adalah kata yang berasal dari bahasa arab yang artinya adalah permohonan atau permemintaan maaf / keampunan kepada Tuhan (Allah) yang dilakukan oleh manusia (muslim-yang menganut agama Islam).

Hal ini merupakan ungkapan manusia yang sadar bahwa tidak ada tindakan yang dilakukan selama hidup yang luput dari kesalahan. Kebiasaan dalam mengucapkan 'astaghfirullah', yang berarti "Saya memohon ampunan kepada Allah", adalah tindakan yang sangat dianjurkan karena sifat dasar manusia adalah "lupa diri" yang sering kali melupakan segala tindakan yang telah dilakukan.

Sesuai pengertian di atas, banyak dari kita menganggap bahwa Istighfar ini hanyalah ungkapan yang mengarah kepada perbuatan dosa. Padahal Istighfar memiliki makna yang lebih dari itu.

Perbuataan dosa itu sifatnya memberikan perasaan "sempit" baik bagi pelakunya atau orang lain yang merasakan dari tindakan salah tersebut. Maka dari itu Allah memberikan petunjuk di dalam Alqur'an dan Hadits untuk ber Istighfar, dimana tujuannya adalah mendapatkan keampunan dari Tuhan. Dibalik tujuan tersebut, ternyata ada makna tersirat di dalam Istighfar. Apakah makna tersebut ?

Inti dari makna yang tersirat dalam Istighfar adalah KELUASAN, dimana meliputi dalam dua hal yaitu kemudahan dalam segala urusan dan kemudahan dalam mendapatkan rejeki.

Istghfar mempunyai makna tersirat yaitu KELUASAN. Orang-orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang berada pada posisi SEMPIT. Disengaja atau tidak, kondisi pikiran dan perasaan yang tertekan (SEMPIT - TIDAK LUAS) akan mempengaruhi manusia untuk berbuat sesuatu yang salah atau bertentangan dengan aturan.

untuk memperkuat penjelasan tadi, berikut ini adalah dalil atau keterangan yang bersumber dari 2 hadits Nabi Muhammad SAW dimana beliau bersabda :

"Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka,"(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani dalam kitab Al-Minahus Saniyyah mengutip hadits Rasulullah saw yang menyebutkan kelapangan rezeki sebagai salah satu keutamaan istighfar:
من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجا ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لايحتسب

Artinya: Rasulullah saw bersabda: Siapa saja mengekalkan bacaan istighfar, niscaya Allah jadikan baginya sebuah jalan keluar di tengah kesempitan dan sebuah kelonggaran di tengah kesumpekan, dan Allah kucurkan rezeki kepadanya dari jalan yang ia tidak perhitungkan.

Istighfar juga disebutkan di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Anfal ayat 33.
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Artinya: Dan Allah swt, tidak akan mengazab mereka selagi mereka memohon ampunan-Nya.

Syekh Ibnu Ajibah dalam Iqazhul Himam menyatakan bahwa makna istighfar bagi kalangan sufi tidak jauh berbeda dengan makna istighfar di kalangan awam. Hanya saja nilai dosa menurut mereka berbeda dari sesuatu yang dianggap dosa oleh orang awam.
قلت أما النزول بسوء الأدب فهو أن يكون نزولهم في طلب الأجور أو الحروف وهو الجزاء وأما الغفلة فهي رؤية النفس في حال العمل وهو عندهم ذنب يستغفرون منه فاستغفارهم بعد الصلاة إنما هو من حضور نفوسهم في عملهم ولذلك قيل وجودك ذنب لا يقاس به ذنب

Artinya: Menurut saya, turun dengan su’ul adab adalah turunnya mereka dalam menuntut pahala atau harta, yaitu balasan. Sedangkan kelalaian adalah melihat diri saat beramal. Bagi kalangan sufi, hal ini dianggap sebuah dosa di mana mereka beristighfar. Oleh karenanya, istighfar mereka setelah shalat berasal dari perasaan hadir diri mereka sebagaimana sebuah syair mengatakan, ‘Wujudmu adalah dosa yang tidak terbandingkan oleh dosa lain.

Istighfar di akhir ibadah merupakan pengakuan atas kekurangan dalam ibadah tersebut. Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani juga menjelaskan sebagai berikut:
وقد أجمع العارفون على استحباب ختام جميع الأعمال بالاستغفار. وفى الحديث أنه كان صلى الله عليه وسلم يستغفر الله تعالى عقب كل مكتوبة ثلاث مرات تشريعا لأمته وتنبيها لهم على نقص طاعتهم.

Artinya: Arifun menyepakati anjuran istighfar usai beramal saleh. Dalam riwayat, para sahabat bercerita bahwa Rasulullah saw beristighfar 3 kali tiap selepas sembahyang wajib. Maksudnya, menetapkan syariat istighfar usai beramal bagi umatnya sekaligus mengingatkan akan ketidaksempurnaan ibadah mereka. Abdullâh bin Umar Radhiyallahu anhu yang berkata,

إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ، رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَّابُ الرَّحِيْمُ.

Kami pernah menghitung di satu majelis Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seratus kali Beliau mengucapkan, ‘Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan aku bertaubat kepada-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [HR. At-Tirmidzi (no. 3434), Abu Dawud (no. 1516) dan Ibnu Majah (no. 3814). Syeikh al-Albani menshahihkannya, Lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi (3/153 no. 2731)].

https://almanhaj.or.id/11450-istighfar-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-setiap-harinya.html

2. Sebagai permohonan ampunan.

"Sesungguhnya seorang hamba dapat tertahan rezekinya karena dosa yang dilakukannya." (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).

Dari hadits diatas, dapat kita ketahui bahwa istghfar memiliki manfaat yang lebih dari sekedar pengampunan. Ada dua hal yang tersebut pada hadits, kelapangan dari segala urusan dan kemudahan rezeki.

Pengertian tersirat lain dari istighfar juga disebutkan dalam ayat Alqur'an,

Allah berfirman,"…Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."(QS. al-Hujurat: 11)


Dalam ayat tersebut diatas dijelaskan bahwa istighfar dapat menghindarkan manusia menjadi zalim terhadap diri sendiri. Artinya bahwa manusia adalah pasti berbuat dosa, dimana dosa itu bersifat MENYEMPITKAN, maka dari itu wajiblah bagi kita untuk bertaubat / ber istighfar untuk menolong diri kita sendiri. Jika tidak bertaubat, maka manusia hanya akan menyiksa dirinya sendiri dengan berada pada KESEMPITAN pikiran dan perasaan. Istighfar adalah pengakuan manusia kepada Tuhan bahwa manusia selalu berbuat dosa. Pengakuan tersebut akan MELUASKAN si pelakunya.

Hakikat istighfar lainnya adalah tercantum dalam ayat lain dalam Alqur'an,
Allah berfirman,"Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS.Nuh: 10-12).

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement