bismillah

14 Juni 2024

author photo

 


Siapakah Manusia Sesat?

 

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!

Sahabat TAUBI semua   

 

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

 

Arab-Latin: ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn

Alfatiha 7:3 Surah Al-Fatihah dalam al-Qur'an bermakna: "Jalan orang-orang yang Engkau (Allah) beri ni'mat atas mereka. Bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan juga jalan mereka yang sesat "

 

 

1.        Manusia dan  Sesat

 

Manusia sebagai makhluk Allah memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah kelebihan, keagungan dan keutamaan Manusia. Dimensi kedua adalah kelemahan-kelemahan dan kekurangan manusia. Konsep manusia dalam perspektif ajaran Islam disebutkan dalam Al-Qur-an surat At-Tiin ayat 4, "Manusia adalah makhluk terbaik." Oleh karena manusia harus selalu melakukan kebaikan (amal Shaleh).

 

Manusia diciptakan Allah Swt. sebagai makhluk yang sempurna sekaligus unik. Ayat-ayat Alquran tentang manusia dalam Alquran: 1). Kata Insan tersebar ditemukan 65 kali dalam Alquran. 2). Lafadz Al-Basyar disebut dalam Alquran sebanyak 35 kali. 3). Lafadz al-Nas yang mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial. disebut sebanyak 240 kali. Dan 4). Lafadz Bani Adam disebut dalam Alquran sebanyak 7 kali.

Dhalliin berasal dari kata Dhalla. Tidak kurang dari 190 kali kata dhalla, Kata bermakna: kehilangan jalan, bingung, tidak mengetahui arah, yang kemudian berkembang dalam arti immaterial ialah sesat dari jalan petunjuk atau tindakan ataupun ucapan yang tidak menyentuh kebenaran

 

 

 

Sahabat TAUBI yang dirahmati Allah SWT

 

2.    Siapakah Manusia Sesat?

 

Tahukah kita siapa manusia yang sesat pada ayat?

 

Manusia Dhalal dalam al-Quran bermakna  yaitu tersesat pada jalan kehidupan yang tidak sesuai dengan petunjuk Allah (hidayah). Ketersesatan tersebut meliputi orang-orang menolak hidayah dengan ciri_ciri yaitu: a) Sombong, b) Lalai, c) Syirik. d)  Murtad, e)  Berputus asa, f) Mengikuti hawa nafsu, g) Istidlal fi al-Hukum. Menyesatkan atau menyimpang dari hukumPertama: orang orang kafir dan musyrik, orang-orang beriman yang tidak sepenuh hati dalam mengikuti hidayah sebagaimana dijalani orang-orang munafiq, dan orang-orang yang masih kebingungan karena belum mendapat hidayah sebagaimana dialami para calon anbiya`. Jalan sesat tersebut tidak akan mengantarkan seseorang sampai ketujuan  sehingga apa yang dilakukan oleh orang-orang yang menempuh jalan sesat akan sia-sia dan mereka akan terombang-ambing dalam kebingungan.

Kedua manusia dhalal disebabkan hawa nafsu yang tidak terkontrol dan mendominasi pola pikir dan pola hidup manusia.

 

مَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَا هَادِيَ لَهٗ ۖوَيَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

 

QS. Al-A'raf Ayat 186. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.

 

Mari Kita belajar dari Nabiyallah Adam AS, Bapak manusia, harus keluar dari surga karena tergoda oleh bujuk rayuannya (QS al-Baqarah: 36). Tentang Goflah atau Lalai atas Godaan Iblis. Dan Kesombongan Iblis Ketika enggan tunduk kepada Nabiayallah Adam.

Al-Qur’an telah dijelaskan pembangkangan umat terdahulu beberapa contoh diantaranya Kaum Nabi Luth, terdapat dalam QS. Al-Syu’ara’ 26: Al-Qur'an menggambarkannya sebagai perbuatan peyimpangan-penyimpangan kodrati yang bertentangan dengan sunnatullah berarti bertentangan dengan prinsip kewajaran

 

“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka. Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku”. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat.” (QS Al Hijr: 39-42).

 

Sayyid Qut{ub memaknai kesesatan adalah segala sesuatu yang menyimpang dari hukum-hukum Allah, jadi ketika manusia berhukum dengan hukum selain hukum Allah (hukum manusia) dalam segala sistem kehidupannya, maka pada saat itu dia sudah keluar dari wilayah islam.

 Dalal dalam pandangan al-Qur’an merupakan suatu bentuk penyelewengan atau penyimpangan yang dilakukan manusia dalam menempuh jalan yang telah digariskan oleh Allah melalui para rasul-Nya. Penyimpangan yang dilakukan manusia dalam kehidupan beragamanya telah terjadi sejak masa dahulu. Oleh karena itu, Allah senantiasa mengutus para rasul-Nya untuk mengajak dan menunjuki manusia kepada jalan yang benar yang mendapat hidayah Allah.

 

Sahabat TAUBI yang dirahmati Allah SWT

 

3.        Konklusi

 

Doolliin: ini adalah golongan orang-orang yang sesat. mereka telah berada dalam petunjuk tapi mereka mengabaikan dan merasa benar. Dengan ciri-ciri ketersesatan tersebut meliputi orang-orang menolak hidayah dengan ciri_ciri yaitu: a) Sombong, b) Lalai, c) Syirik. d)  Murtad, e)  Berputus asa, f) Mengikuti hawa nafsu, g) Istidlal fi al-Hukum.

Jalan keluar dari dhalal adalah mengendalikan diri atas ciri-ciri sesat tersebut dengan membangkitkan jiwa ketenangan (al-nafs al-Muthmainnah). Dengan jiwa yang tenang seseorang akan dapat mengontrol perilaku hidupnya. Selalu mengevaluasi dan membenahi diri sehingga akan selalu mencari pola hidup yang lebih baik. Mereka akan selalu bertaubat dari segala kesesatan dan kembali ke jalan Allah

 

Mari kita evaluasi dan memperbaiki diri ‘Apakah Kita termasuk golongan yang sesat?’ Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk keluar dari golongan Doollin sebelum ajal menjemput.

 

Wallahua’lambisshawab.

Assalamualaikum Warhamtullahi Wabarakatuh.

 

Referensi:

https://www.taubi.my.id/alfaatiha-ayat-73

https://www.taubi.my.id/hikmat-1-juli-2022 

https://tanwir.id/mengurai-makna-al-maghdub-dan-dhaliin-dalam-al-fatihah/

 


This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement