Siapakah
Manusia Sesat?
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!
Sahabat TAUBI semua
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Arab-Latin: ṣirāṭallażīna an'amta
'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn
Alfatiha 7:3 Surah Al-Fatihah dalam al-Qur'an bermakna: "Jalan
orang-orang yang Engkau (Allah) beri ni'mat atas mereka. Bukan jalan mereka
yang dimurkai dan bukan juga jalan mereka yang sesat "
1.
Manusia dan Sesat
Manusia sebagai makhluk Allah memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah kelebihan, keagungan dan keutamaan
Manusia. Dimensi kedua adalah kelemahan-kelemahan dan kekurangan manusia. Konsep
manusia dalam perspektif ajaran Islam disebutkan dalam Al-Qur-an surat At-Tiin
ayat 4, "Manusia adalah makhluk terbaik." Oleh karena manusia harus
selalu melakukan kebaikan (amal Shaleh).
Manusia diciptakan Allah Swt. sebagai makhluk yang sempurna sekaligus
unik. Ayat-ayat Alquran tentang manusia dalam Alquran: 1). Kata Insan
tersebar ditemukan 65 kali dalam Alquran. 2). Lafadz Al-Basyar disebut
dalam Alquran sebanyak 35 kali. 3). Lafadz al-Nas yang mengacu pada
manusia sebagai makhluk sosial. disebut sebanyak 240 kali. Dan 4). Lafadz Bani
Adam disebut dalam Alquran sebanyak 7 kali.
Dhalliin berasal dari kata Dhalla. Tidak kurang dari 190 kali kata dhalla, Kata bermakna:
kehilangan jalan, bingung, tidak mengetahui arah, yang kemudian berkembang
dalam arti immaterial ialah sesat dari jalan petunjuk atau tindakan
ataupun ucapan yang tidak menyentuh kebenaran
Sahabat
TAUBI yang dirahmati Allah SWT
2. Siapakah
Manusia Sesat?
Tahukah kita siapa manusia
yang sesat pada ayat?
Manusia Dhalal dalam al-Quran bermakna
yaitu tersesat pada jalan kehidupan yang tidak sesuai dengan petunjuk
Allah (hidayah). Ketersesatan tersebut meliputi
orang-orang menolak hidayah dengan ciri_ciri yaitu: a) Sombong, b) Lalai, c) Syirik.
d) Murtad, e) Berputus asa, f) Mengikuti hawa nafsu, g) Istidlal
fi al-Hukum. Menyesatkan atau menyimpang dari hukumPertama: orang orang
kafir dan musyrik, orang-orang beriman yang tidak sepenuh hati dalam mengikuti
hidayah sebagaimana dijalani orang-orang munafiq, dan orang-orang yang masih kebingungan
karena belum mendapat hidayah sebagaimana dialami para calon anbiya`. Jalan
sesat tersebut tidak akan mengantarkan seseorang sampai ketujuan sehingga apa yang dilakukan oleh orang-orang
yang menempuh jalan sesat akan sia-sia dan mereka akan terombang-ambing dalam
kebingungan.
Kedua manusia dhalal disebabkan hawa nafsu yang tidak terkontrol dan
mendominasi pola pikir dan pola hidup manusia.
مَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَا هَادِيَ لَهٗ
ۖوَيَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
QS. Al-A'raf Ayat 186. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh
Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya
terombang-ambing dalam kesesatan.
Mari Kita belajar dari Nabiyallah Adam AS, Bapak manusia,
harus keluar dari surga karena tergoda oleh bujuk rayuannya (QS al-Baqarah:
36). Tentang Goflah atau Lalai atas Godaan Iblis. Dan Kesombongan Iblis Ketika
enggan tunduk kepada Nabiayallah Adam.
Al-Qur’an telah dijelaskan pembangkangan umat terdahulu
beberapa contoh diantaranya Kaum Nabi Luth, terdapat dalam QS. Al-Syu’ara’ 26:
Al-Qur'an menggambarkannya sebagai perbuatan peyimpangan-penyimpangan kodrati
yang bertentangan dengan sunnatullah berarti bertentangan dengan prinsip
kewajaran
“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah
bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka. Dia (Allah) berfirman, “Ini
adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku”. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak
kuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang
sesat.” (QS Al Hijr: 39-42).
Sayyid Qut{ub memaknai kesesatan adalah segala sesuatu
yang menyimpang dari hukum-hukum Allah, jadi ketika manusia berhukum dengan
hukum selain hukum Allah (hukum manusia) dalam segala sistem kehidupannya, maka
pada saat itu dia sudah keluar dari wilayah islam.
Dalal dalam
pandangan al-Qur’an merupakan suatu bentuk penyelewengan atau penyimpangan yang
dilakukan manusia dalam menempuh jalan yang telah digariskan oleh Allah melalui
para rasul-Nya. Penyimpangan yang dilakukan manusia dalam kehidupan beragamanya
telah terjadi sejak masa dahulu. Oleh karena itu, Allah senantiasa mengutus
para rasul-Nya untuk mengajak dan menunjuki manusia kepada jalan yang benar
yang mendapat hidayah Allah.
Sahabat
TAUBI yang dirahmati Allah SWT
3.
Konklusi
Doolliin: ini adalah golongan orang-orang yang sesat. mereka
telah berada dalam petunjuk tapi mereka mengabaikan dan merasa benar. Dengan
ciri-ciri ketersesatan tersebut meliputi orang-orang menolak hidayah dengan
ciri_ciri yaitu: a) Sombong, b) Lalai, c) Syirik. d) Murtad, e)
Berputus asa, f) Mengikuti hawa nafsu, g) Istidlal fi al-Hukum.
Jalan keluar dari
dhalal adalah mengendalikan diri atas ciri-ciri sesat tersebut dengan
membangkitkan jiwa ketenangan (al-nafs al-Muthmainnah). Dengan jiwa yang
tenang seseorang akan dapat mengontrol perilaku hidupnya. Selalu mengevaluasi
dan membenahi diri sehingga akan selalu mencari pola hidup yang lebih baik.
Mereka akan selalu bertaubat dari segala kesesatan dan kembali ke jalan Allah
Mari kita
evaluasi dan memperbaiki diri ‘Apakah Kita termasuk golongan yang sesat?’
Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk keluar dari golongan Doollin sebelum
ajal menjemput.
Wallahua’lambisshawab.
Assalamualaikum Warhamtullahi
Wabarakatuh.
Referensi:
https://www.taubi.my.id/alfaatiha-ayat-73
https://www.taubi.my.id/hikmat-1-juli-2022
https://tanwir.id/mengurai-makna-al-maghdub-dan-dhaliin-dalam-al-fatihah/
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon