bismillah

18 April 2025

author photo

 

SYARIAT SEJALAN DENGAN HAKIKAT

 

 



 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!

Sahabat Taubi Yang Dirahmati Allah SWT

 

1.  Pendahuluan

 

            Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 177, “Kebajikan itu bukanlah mengahadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

 

Sahabat  Taubi Yang Dirahmati Allah SWT

 

2.    Mengapa Syariat sejalan dengan Hakikat

 

1)  Syariat adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya melalui al-Quran dan sunnah. Syariat ilmu menjelaskan hukum dalam ilmu fiqh. Syariat ibadah tentang moral, masyarakat, ekonomi, pemerintahan, Aturan/ hukum, kepercayaan, keimanan, dan tindakan rasul dalam upaya mencari keridhaan Ilahi.

 

2)  Syari‘ah berarti segala sesuatu  yang telah ditetapkan oleh Allah melalui rasul-Nya, sesuai dengan agama yang  diajarkan rasul. Surat Al-Jasiyah ayat 18 "Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui."

 

3) Hakikat (haqiqah) akar kata al Haqq, reality, absolute bermakna kebenaran atau  kenyataan sebenarnya (sesungguhnya). Makna hakikat (konteks tasawuf)  menunjukkan kebenaran eksoteris yang berbatasan dari transendensi manusia dan  teologis (pengetahuan ketuhanan). Hakikat yaitu tujuan, inti, esensi, substansi.

 

4) Hakikat unsur syariat bermakna kenyataan eksoteris dan thariqah  sebagai tahapan esoterisme, sementara hakikat adalah tahapan kebenaran yang esensial. Hakikat juga disebut Lubb yang bermakna dalam atau sari, hakikat sebagai jalan menuju Allah, sesungguhnya kehidupan yang agamis. Misalnya tentang realitas (haqiqah) keikhlasan sebagai esensi beribadah, esensi ṣalat dan esensi zidkir, esensi sebenarnya dengan zakat, tahārah, sedekah atau jihad.

 

5) Ahli hakikat melaksanakan ibadah (pengabdian kepada Allah) semata-mata karena mengikuti perintah. Misalnya dalam melaksanakan ṣalat. Ahli syariat akan batal ṣalatnya dengan bacaan yang buruk (dalam arti rukun ṣalat di tinggalkan dan lain sebagainya) sedangkan hakikat akan batal ṣalatnya dengan ahklak yang buruk (batinnya terdapat kedengkian atau iri hati, buruk sangka, mencintai dunia, maka ṣalatnya batal). Karena sesungguhnya pemilik ahklak buruk itu berada pada hijab (terhalang) dari menyaksiakan keagungan Allah di dalam ṣalat.

 

6) Sejatinya syariat sejalan dengan hakikat, karena syariat adalah perintah yang telah diwajibkan oleh Allah kepada makhluk melalui Nabi Muḥammad agar dikerjakan dan larangannya ditinggalkan. Sedangkan hakikat adalah menjaga hati dari kotoran-kotoran yang menghilangkan atau memalingkan hati kepada selain Allah dan juga bertujuan supaya hati selalu merujuk dan tertuju hanya kepada Allah semata.

 

7)   Jadi, antara syariat dan hakikat tidak bisa dipisahkan karena keduanya mempunyai tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, melalui taat “Mengikuti perintah yang telah diwajikan oleh Tuhan” dan menjaga hati dengan selalu ikut sesuai dengan hukum syariat. Syariat dan hakikat keseinambungan yang dimanisfestasikan dalam kehidupan agar ada keseimbangan konsep fiqh dalam bentuk praktik.

 

 

3. Konklusi dan Solusi  

 

1)    Syariat adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya  melalui al-Quran dan sunnah.

 

2)  Hakikat (haqiqah) bermakna kebenaran atau  kenyataan yang sebenarnya menunjukkan kebenaran esoteris yang berbatasan dari transendensi manusia dan  teologis (pengetahuan ketuhanan). Hakikat yaitu tujuan, inti, esensi, substansi.

 

3) Syariat dan hakikat tidak bisa dipisahkan karena keduanya mempunyai tujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui taat “Mengikuti perintah yang telah diwajikan oleh Tuhan” dan menjaga hati sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam syariat.

 

Wallahua’lambisshawab. والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

Assalamualaikum Warhamtullahi Wabarakatuh.

 

Referensi:

 

https://blog.taubi.my.id/2020/06/syariat-harus-sejalan-dengan-hakikat.html

https://blog.taubi.my.id/2018/07/islam-secara-logika-part1.html

https://www.taubi.my.id/hubungan-islam-dengan-manusia

 

 

 

 

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

This Is The Newest Post
Previous article Previous Post

Advertisement